25 M UNTUK JARINGAN AIR BAKU SEMONGKAT
Pada waktu yang tidak terlalu lama, dapat dipastikan warga di Kota Sumbawa Besar dan sekitarnya, tidak akan lagi mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
kesulitan itu terpecahkan, setelah Pemkab Sumbawa dan Nippon Koei sepakat untuk membangun bendungan dan jaringan air baku yang nilainya mencapai Rp.25 Miliar. Anggaran sebanyak itu diperoleh melalui Program Decentralized Irrigation System Improvement Project (DISIMP), yang merupakan bantuan lunak dari Pemerintah Jepang (JBIC).
Pada sosialisasi yang berlangsung di Kantor Camat Untir Iwis, Selasa (2/3), Ketua Bappaeda Sumbawa, Drs. H. Aminuddin Nur yang didampingi Kabid Perencanaan III, Samsun Asir, S.Sos. mengungkapkan pembangunan jaringan air baku ini kan menyelesaikan keluhan warga akan air bersih, hingga tidak ada lagi hujatan terhadap PDAM. "Siapapun direktur PDAM, kalau kondisinya seperti sekarang ini pasti akan dihujat karena PDAM tidak mampu lagi menyuplai air bersih secara wajar." katanya.
Tapi dengan dibangunnya bendungan dan jaringan air baku tersebut lanjut Aminuddin, pelayanan PDAM akan maksimal dengan tarif air yang terhitung rendah. "PDAM sekarang ini hanya mampu mensuplai air bersih untuk 32,2 persen dari jumlah penduduk Kota Sumbawa sebesar 80 ribu jiwa, sedangkan jaringan air baku Dusun Semongkat ini akan menyuplai 70 persen, ditambah sebagian warga di Kecamatan Moyo Hilir," terangnya.
namun untuk merealisasikan proyek tersebut, Aminuddin berharap kepada semua elemen masyarakat untuk memberikan dukungan, karena kondusifnya suatu daerah sangat berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang diperuntukkan untuk membangun jaringan air baku tersebut.
Jaringan air baku Batu Bulan - Semongkat merupakan jaringan air baku yang dibangun dengan memanfaatkan potensi air di Sungai Setonggo Dusun Semongkat Desa Kelungkung Kecamatan Batu Lanteh.
Untuk menyuplai air di sungai tersebut akan dibangun bendungan beton sepanjang 25 meter dan dilengkapi filter. Air dari filter inilah didrop melalui pipa jaringan sepanjang 16,1 km yang berujung di Instalasi Pipa Air Minum di Desa Pungka. Setelah diolah untuk menyiapkan air siap minum, barulah air tersebut didistribusikan kepada warga.
Sosialisasi pembangunan jaringan air baku tersebut, dihadiri oleh warga yang terkena dampak pembangunan, selain kepala dinas dari berbagai instansi di daerah ini.
Disosialisasi tersebut juga diungkapkan berbagai aspirasi dari warga, mulai dari pembebasan lahan hingga keinginan agar desa yang dilalui jaringan mendapat prioritas untuk mendapatkan suplai air bersih.
Terhadap aspirasi tersebut, Pemkab dan konsultan berjanji untuk memenuhinya, sekaligus menyelesaikan permasalahan yang tersisa.
Namun secara keseluruhan, pembangunan jaringan air baku tersebut mendapat dukungan dari warga, sebagai solusi akhir dai pemenuhan air bersih. (Gav)