Banjir Bandang Landa Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Sumbawa

Banjir bandang dan angin ribut dibeberapa tempat yang melanda sejak Sabtu (28/1) lalu dibeberapa lokasi di Sumbawa sudah diprediksi sebelumnya.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa  Arif.M.Si, Minggu (29/1) menjelaskan anomali musim dan fenomena alam yang terjadi hari ini memang sudah diprediksi akan terjadi menurut keterangan yang didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Sumbawa yang memang diakibatkan oleh curah hujan dan badai matahari. 
 
Hal itu terbukti dengan adanya angin puting beliung yang terjadi di kelurahan BrangBiji dan Kelurahan Lempeh Kecamatan Sumbawa, Pulau Bungin Kecamatan Alas serta di Berora Kecamatan Lopok. 
 
Dari data sementara kerugian pulau bungin 24 rumah bagian atap dan dindingnnya terbang, Lempeh masih didata dan Berora, 38 rumah rusak berat. 
 
Sementara bencana banjir di Desa Pungkit Kecamatan Lopok yang diakibatkan oleh hujan secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama sejak Sabtu (28/1) pukul 22.00 hinggal pukul 04.00 wita, banjir di pungkit 6 rumah hanyut, 16 terendam dan 3 diantaranya rubuh dan beberapa diantaranya berpindah posisi. Sementara ratusan rumah terendam, hewan ternak sapi 4 mati dan 7 hilang serta akses jalan yang terbongkar mencapai 20 meter sehingga mengakibatkan akses jalan. 
 
Dibagian lain Kecamatan Lopok,  Desa Lopok Beru dari data sementara 5 rumah hanyut ternak sapi 10 ekor mati, 2 ekor kuda mati dan 46 rumah terendam tidak dapat difungsikan lagi.
 
Kecamatan Moyo Hilir di Desa Kakiang memuncak pada minggu pukul 08.00 wita, merupakan banjir limpasan dari daerah hulu yakni pungkit dan lopok. Banjir setinggi 4 meter menyebabkan 400 unit rumah terendam, 300Ha lahan sawah terndam, polindes beserta alat-alat medis yang diprediksi tidak dapat difungsikan lagi dan pagar sekolah sepanjang 70 meter rubuh. 
 
Sementara itu di tempat yang sama Abu Bakar, SH camat moyo hilir menyampaikan  selain Desa Kakiang 2 desa lain yang terjadi hal serupa, yakni Desa Berare dengan ketinggian air mencapai 3 meter dan Desa Ngeru sekitar 1 meter sejauh ini belum dapat dihitung kerugiannya yang diakibatkan banjir tersebut.
 
Dari hasil koordinasi badan penanggulangan bencana daerah dan pihak kecamatan serta unsur lainnya menyepakati untuk memberikan pertolongan cepat pada korban manusianya. 
 
Sementara itu kades kakiang Syaifuddin Suhri berharap banyak pada semua pihak agar suplai air bersih dapat dijadikan prioritas utama, dan sementara itu semua warga sudah di evakuasi pada tempat yang lebih tinggi.