Kelaparan di SP Prode 3 Dibantah

Wakil Bupati Sumbawa M. Jabir, SH meminta Kabag Humas Setda setempat, Drs. M. Arief, M.Si untuk menggunakan hak jawab Pemda Sumbawa terkait pemberitaan di running text Metro TV yang menyebutkan di Sentra Pemukiman (SP) Prode 3 Kecamatan Plampang, telah terjadi kelaparan yang telah menyebakan 3 orang meninggal dunia.

Permintaan Jabir tersebut disampaikan kemarin,ketika Ia bersama Pejabat Daerah lainnya berkunjung langsung ke SP Prode 3, kemarin.

Jabir menyesalkan pemberitaan tersebut, selain tidak menyertai komentar resmi pemerintah, juga tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Menurut Jabir, musim kemarau seperti sekarang ini, sangat mungkin terjadi rawan pangan, tapi belum mengarah ke kelaparan apalagi menyebakan tiga warga meninggal dunia.

Dari dialog dengan warga setempat, tiga warga yang meninggal dunia itu adalah warga yang meninggal pada bulan desember 2004. "Seharusnya di running text itu ada komentar resmi Pemerintah sehingga beritanya menjadi balance," katanya seraya meminta Kabag Humas menggunakan hak jawabnya untuk meluruskan berita tersebut.

Didepan warga SP Prode 3, Jabir dengan berkelakar mengatakan, jika melihat kondisi warga yang segar bugar, kondisi kelaparan apalagi seperti yang diberitakan telah berjalan selama 9 bulan.

Namun meski demikian kata Jabir, adalah kewajiban Pemerintah untuk Pro aktif mengunjungi warga seperti di SP Prode 3 maupun daearah lainnya.

Lebih lanjut, Jabir mengatakan kelaparan dapat terjadi dimana saja ketika warga terhimpit oleh kemiskinan. Karenanya pemerintah telah memiliki program dalam pengentasan kemiskinan, seperti melalui penyaluran beras raskin (Raskin) dan kompensasi pengurangan subsidi BBM dimana SP Prode 3 termasuk desa yang mendapat program tersebut.

Bantahan adanya kelaparan di transmigrasi itu juga disampaikan oleh Camat Plampang, Drs. A.Wahid Mustaram. Dalam laporannya kepada wakil Bupati, Wahid menambahkan, dari bulan juni, juli hingga agustus tidak ada warga di SP Prode 3 yang meninggal dunia.

"Tiga warga yang disebut meninggal dunia karena kelaparan itu adalah warga yang meninggal pada bulan Desember 2004."

Itu pun sambung Wahid, ketiga warga yang meninggal dunia disebabkan oleh diare, bukan oleh kelaparan.

Sementara itu kepala desa SP Prode 3, Hasan S Indris, tidak ada di tempat ketika berita itu dikonfirmasi. Namun kepala desa SP Prode 2, Syarafuddin yang kondisi desanya tidak jauh berbeda dengan SP Prode 3 membantah adanya kelaparan di daerah tersebut. "Tidak ada warga yang kelaparan. Tapi yang ada adalah kemiskinan," tegas Syarafuddin.

Ditemui Gaung NTB disela-sela pertemuan warga dengan Wakil Bupati, Syarafuddin mengatakan, warganya miskin karena kekurangan fasilitas, terutama sarana jalan. "untuk ke Plampang, warga harus mengeluarkan uang sebanyak 20 ribu untuk ongkos ojek. Saya justru menilainya, warga disini kaya-kaya, karena untuk membeli ikan di pasar Plampang yang harganya Rp. 2.500,- harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 20 ribu untuk membayar ojek,"paparnya.

Namun dari hasil tanya jawab wartawan harian ini dengan sejumlah warga SP Prode3, warga membenarkan terjadinya kelaparan, meski mereka mengaku makan 2 hingga 3 kali sehari.

Bagaimana dengan makan, mencampur beras dengan sayur mayur, warga yang ditanyai Gaung NTB tersebut mengatakan, pola makan seperti itu adalah pola makan warga trans asal Lombok Timur. "Mereka biasa makan dengan mencampur beras dengan sayur dan kacang ijo,"paparnya.