Pabrik Minyak Jarak Hadapi Kendala Bahan Baku
Rencana PT Cita Contrac anak perusahaan PT PLN berinvestasi dalam pengelolaan minyak jarak sebagai bahan bakar pengganti solar, nampaknya menemui kendala pada ketersediaan bahan baku. Sebab berdasarkan survey yang dilakukannya bersama investor, PT PLN dan Dishutbun, ternyata ketersediaan jarak pagar yang menjadi bahan baku jumlahnya tidak memenuhi harapan.
Menurut Manager PT PLN Cabang Sumbawa, Furqan Tanzala SE, tanaman jarak yang ditemui di daerah ini adalah jenis jarak tangan.
Kenapa tanaman jarak yang diinginkan tidak dibudidaya ?, Furqan mengatakan, setidaknya diperlukan waktu dua tahun untuk menunggu tanaman jarak itu berproduksi, sementara kebutuhan minyak pengganti solar sudah mendesak.
Dengan kendala seperti itu, Furqan mengaku pesimis rencana investasi jadi dilakukan, sebab penanaman modal untuk itu memerlukan bahan baku yang melimpah. "Bagaiman mau berinvestasi, kalau bahan bakunya tidak ada," papar Furqan.
Dengan kendala itu, PT PLN terang Furqan kembali melirik investasi pada Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang telah direncanakan pembangunannya pada tahun 2006 mendatang.
Sementara itu, Kadishutbun Sumbawa, Ir. H. Abdullah Hamid yang ditemui Gaung NTB, membenarkan adanya kendala tersebut.
Ketika ditanya berapa kebutuhan jarak pagar yang diperlukan, Abdullah Hamid mengatakan, sekitar 200 ton biji per hari. "Dengan areal yang terbatas, tentunya sulit memenuhi kebutuhan," tandasnya seraya menyebut, kebutuhan 200 ton tersebut akan terpenuhi jika tanaman itu ditanam pada lahan seluas 10 ribu hektar.
Dengan kekurangan itu, apakah investor akan mundur ?, Abdullah Hamid mengatakan, belum tahu persis. Akan tetapai pihaknya akan memberi dukungan sepenuhnya jika investor tersebut bersikeras terhadap rencananya.