PENJABAT GUBERNUR NTB MENINJAU KEGIATAN SENTRA PEMBUATAN KAIN SARUNG TENUN KHAS SUMBAWA

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat - Drs .H. Lalu Gita Ariadi, M.Si beserta Rombongan Pemerintah Provinsi NTB didampingi oleh kepala OPD terkait Pemerintah Kabupaten Sumbawa,Camat,Sekdes Desa Poto,dan warga meninjau langsung kegiatan Sentra pembuatan kain sarung tenun khas Sumbawa yang berlangsung di Gedung Serbaguna Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir,Sabtu (4/11/2023). Dalam sambutannya Pj Gubernur NTB mengatakan, Desa poto ini adalah sebagai Desa pemajuan kebudayaan, dengan potensi-potensi seperti ada Ratib Rabana Ode, Rabana Rea dan Sakeco, prabanaria saya beri atensi di skeco, itu bisa kita jadikan sebagai media penyampaian pesan-pesan pembangunan, pesan-pesan mengkondisikan masyarakat damai, rukun dan lain sebagainya, dengan bahasa yang langsung bisa diterima oleh masyarakat pengampunya, jadi terbantu kepala-kepala OPD menyampaikan pesan tupoksi OPD nya bila kepala OPD punya kreativitas memanfaatkan Sakeco sebagai media komunikasi, ini real melalui seni bertutur seperti itu kita manfaatkan pada saatnya nanti orang mendapatkan informasi melalui media modern juga ada jenuhnya, perlu ada nuansa yang lain Jadi itu terkait dengan Sakeco, ponan dan sebagainya. Mengapa nama pesta ponan tidak kita jadikan brending merek dari dagang kita untuk beras karena kita ketahui bahwa pesta ponan itu akan dilaksanakan menjelang panen semua itu ada kaitannya, bagian dari rangkaian kita memberending sebagai Daerah pangan Nasional. Lebih lanjut Pj Gubernur menerangkan, Ramos itu kering makna dan tidak menunjukkan identitas kita, beras Moyo, ponan orang bertanya kemudian mereka akan mensearching spa itu Ponan, nah itu yang saya ingin harapkan rasa ingin tahu mereka dan kita bisa branding merk tersebut di NTB. Apalagi Sumbawa memiliki 106.000 hektar kawasan lahan Pangan, kita sudah komitmen untuk menjadikan kawasan pertanian pangan berkelanjutan, Lestari artinya kedepanya tetap kita menjadi daerah agraris dengan adanya pembangunan bendungan-bendungan besar walaupun dengan itu kami prihatin juga untuk usia bangunan bendungannya karena terjadi sedimentasi yang tinggi kerusakan degradasi, kualitas lingkungan pada sektor hulu ini harus jadi tantangan kita mempertahankan Swasembada pangan dengan cara memperbaiki kualitas lingkungan sektor hulu kita sehingga bendungan-bendungan itu berusia lama bisa kita manfaatkan dan menjamin status kita sebagai lumbung Beras Nasional. Di kesempatan tersebut, Pj Gubernur Nusa Tenggara Barat menyampaikan, kepada pengrajin saya harapkan untuk memiliki hak paten sehingga industri raksasa yang menggunakan hak patenya, harus meminta ada kompensasi, kompensasi setidaknya industri kapitalis itu menjadi bapak angkat dari industri-industri kita seperti memberikan csr-nya untuk pengembangan pelestarian dari tenun tradisional yang kita miliki. Di akhir sambutannya Pj Gubernur Nusa Tenggara Barat secara teknik untuk produk lokal seperti beras sudah saya perintahkan Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, pertanian bekerja sama dengan Bulog, modalnya hanya casing karena ini bagian dari promosi kita, untuk investasi nama, reputasi dan identitas kesemuanya ini mahal, kalau hanya menjadi bungkusan/Casing itu yang di branding bisa kita lakukan kerja sama dengan balai kemasan NTB,"tutup Pj Gubernur NTB.