Hama "Bodok Lape" Sulit Dibasmi

Seperti diberitakan sebelumnya, Petani di Desa Kanar Kecamatan Labuan Badas, di serang hama tendi atau urat atau dalam, bahasa Sumbawa disebut batar. Hama ini telah mengancam Petani di Desa tersebut gagal Panen.

Kepala Dinas Pertanian Sumbawa, Ir Agil Husain ketika di temui mengatakan, hama batar merupakan salah satu jenis hama yang sangat sulit untuk di Basmi. " banyak Masyarakat yang mengeluh, bukan saja masyarakat di Dusun Kanar," kata Agil Husain menjawab Pertanyaan Gaung NTB, Kemarin.

Hal yang sama juga diungkapkan Koordinator Pengamat Hama Penyakit (PHP) Dinas Pertanian, Usman SP ketika ditemui di ruang terpisah. " Hama tendi atau Uret atau Hama Batar,wujudnya masih dalam bentuk Larva. Ia akan berubah menjadi Kumbang jika sudah Dewasa, disebut Kumbang Moncong atau dalam Daerah disebut badok Lapa," terangnya.

Ditanya, bagaimana Petani mengendalikan hama tersebut, Usman menjawab Pemberantasannya menggunakan Insektisida bersifat sistimatik, artinya, racun tersebut dapat diserap oleh tanaman hingga ke akar, bahkan sampai keseluruh kebagian tanaman.

Jenis Insektisida tersebut meliputi Furadan 3G, Curatter 3G, dan Darmafur 3G. " Insektisida ini digunakan pada lahan basah atau berair hingga memungkinkan Insektisida tersebut menyebar keseluruh bagian Tanaman, sehingga Hama yang memakan Tanaman Mati atau menghindar," terangnya, sembari menjelaskan obat-obatan Hama tersebut digunakan oleh para Petani dengan cara ditabur atau di tugal kedalam tanah disekitar tanaman.

Selain menggunaka Insektisida lanjut Usman, Petani juga melakukan sanitasi, karena hama ini menyenangi tempat yang kotor yang banyak terdapat batang pohon yang lapuk.

Selain itu, masih kata Usman, para petani pun dapat menghindari serangan Badok Lapa dengan sistem pengolahan tanah yang baik.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, kalau hama ini menjadi Badok Lapa, akan sulit dikendalikan, meski menggunakan Insektisida tersebut, sebab sayap Badok Lapa sangat keras apalagi memiliki lapisan tubuh yang kebal terhadap racun hama. " Boleh dibilang hama ini adalah hama Iblis, karena muncul secara mendadak dengan tingkat Populasi yang cukup tinggi," dii ngatkannya. (Sumber Gaung NTB Edisi 3 Januari 2004).

Kepala Dinas Pertanian Sumbawa, Ir Agil Husain ketika di temui mengatakan, hama batar merupakan salah satu jenis hama yang sangat sulit untuk di Basmi. " banyak Masyarakat yang mengeluh, bukan saja masyarakat di Dusun Kanar," kata Agil Husain menjawab Pertanyaan Gaung NTB, Kemarin.

Hal yang sama juga diungkapkan Koordinator Pengamat Hama Penyakit (PHP) Dinas Pertanian, Usman SP ketika ditemui di ruang terpisah. " Hama tendi atau Uret atau Hama Batar,wujudnya masih dalam bentuk Larva. Ia akan berubah menjadi Kumbang jika sudah Dewasa, disebut Kumbang Moncong atau dalam Daerah disebut badok Lapa," terangnya.

Ditanya, bagaimana Petani mengendalikan hama tersebut, Usman menjawab Pemberantasannya menggunakan Insektisida bersifat sistimatik, artinya, racun tersebut dapat diserap oleh tanaman hingga ke akar, bahkan sampai keseluruh kebagian tanaman.

Jenis Insektisida tersebut meliputi Furadan 3G, Curatter 3G, dan Darmafur 3G. " Insektisida ini digunakan pada lahan basah atau berair hingga memungkinkan Insektisida tersebut menyebar keseluruh bagian Tanaman, sehingga Hama yang memakan Tanaman Mati atau menghindar," terangnya, sembari menjelaskan obat-obatan Hama tersebut digunakan oleh para Petani dengan cara ditabur atau di tugal kedalam tanah disekitar tanaman.

Selain menggunaka Insektisida lanjut Usman, Petani juga melakukan sanitasi, karena hama ini menyenangi tempat yang kotor yang banyak terdapat batang pohon yang lapuk.

Selain itu, masih kata Usman, para petani pun dapat menghindari serangan Badok Lapa dengan sistem pengolahan tanah yang baik.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, kalau hama ini menjadi Badok Lapa, akan sulit dikendalikan, meski menggunakan Insektisida tersebut, sebab sayap Badok Lapa sangat keras apalagi memiliki lapisan tubuh yang kebal terhadap racun hama. " Boleh dibilang hama ini adalah hama Iblis, karena muncul secara mendadak dengan tingkat Populasi yang cukup tinggi," diingatkannya. (Sumber Gaung NTB Edisi 3 Januari 2004).