JBIC SIAP BANTU BANGUN SUMBER AIR SEMONGKAT
Pimbagpro Irigasi Sumbawa, Ir. Marsono, MM. mengungkapkan bahwa pemerintah Jepang melalui Proyek Japan Bank International Corporation (JBIC) akan siap membantu dalam mewujudkan pembangunan fisik sumber mata air baku di kawasan Semongkat Kec. Batulanteh, dengan catatan Pemkab Sumbawa menyiapkan lokasi secepatnya. "Tahun ini, air semongkat diharapkan sudah bisa dimanfaatkan". katanya ketika dicegat Gaung NTB di sela-sela mengantar tamunya dari JBIC untuk menemui Plt. Bupati Sumbawa, kemarin.
Marsono menjelaskan, kedatangan salah seorang team leader JBIC yang berada di Jakarta Mr. Suichi Sato ke Sumbawa menemui Bupati Sumbawa, untuk menyerap informasi tentang kesiapan dari Pemkab Sumbawa untuk mewujudkan pembangunan sumber mata air baku Semongkat tersebut, dimana hingga kini Pemkab Sumbawa telah menuntaskan persoalan lahan tanah sekitar 90 persen. "Sambil menuntaskan masalah lahan, kami melakukan sosialisasi secara berkesinambungan," akunya seraya menyebut nilai proyek sekitar Rp.20 miliar ini dan pelaksanaannya sekitar 18 bulan.
Menurutnya, jika Pemkab Sumbawa sudah menyiapkan lahan yang dibutuhkan 100 persen, proses tendernya segera dilakukan. Dia menjelaskan bahwa pelaksanaan pengerjaan pembangunan fisik bendungan dan jaringan irigasi di bawah tanggung jawab PKSA, sedangkan konsultannya ditunjuk Nippon Koei. "Khusus untuk pembangunan jaringan perpipaan air minum dari bendung Semongkat sampai ke lokasi Reservoir (Pengolahan air) di Pungka sepanjang 16 Km menjadi tanggung jawab pihak irigasi," tegas Marsono.
Jalan Terpaksa Dibongkat
Menurut Marsono, yang akan menjadi persoalan mendasar kelak, adalah menyangkut jaringan pipa yang sudah terpasang terutama jaringan yang masuk ke rumah-rumah penduduk (konsumen PDAM). Sebab, cukup banyak pipa ditanam di bawah jalan. Dalam kaitan itu, sangat penting dilakukan adalah memperkokoh jaringan pipa tersebut karena dikhawatirkan akan jebol disebabkan besarnya debet air. "Sistem gravitasi dengan debet air yang cukup besar, dapat mengancam keruskan sejumlah jaringan yang sudah ada, jika tidak dibeanhi sejak dini." paparnya. Tentu saja, hal ini akan dilakukan dengan membongkar badan jalan tempat pipa itu ditanam. Karenanya, Marsono menyebut solusi masalah ini dengan pembagian tugas di masing-masing dinas-intansi. (Gad)